Lingkungan Fisik Kantor
Lingkungan
Fisik Kantor
Disusun
untuk memenuhi tugas UAS mata
kuliah Manajemen Kantor 2
Dosen
Pembimbing : Dra. Sholihati Amalia, S.Sos
Disusun
Oleh :
Legistana Lumban Raja (155211048)
Program
Studi D3-Administrasi Bisnis (2B)
Jurusan
Administrasi Niaga
Politeknik
Negeri Bandung
Abstrak
Dalam sebuah lembaga atau organisasi tentu terdapat ruang kantor dimana tempat karyawan bekerja. Ruang kantor yang baik akan memberikan manfaat antara lain arus pekerjaan akan berjalan lancer, mempermudah pengawasan, dapat mendatangkan suasana kerja akan memberikan manfaat antara lain arus pekerjaan akan berjalan lancer, mempermudah pengawasan, dapat mendatangkan suasana kerja yang menyenangkan. Sedangkan lingkungan kerja baik itu fisik maupun non fisik sangat berperan penting dalam suatu lembaga atau organisasi.
Kata Kunci : tata ruang kantor, lingkungan kerja, semangat kerja.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
suatu suatu kantor terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
kantor. Faktor lingkungan fisik adalah faktor yang tidak terasa namun ada
keberadaannya dan penting pengaruhnya bagi produktivitas kerja karyawan di
suatu oraganisasi. Lingkungan kerja kantor adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar para pekerja atau pegawai atau karyawan yang berupa keadaan kondisi
fisik yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan kepada dirinya dari organisasi dimana ia bekerja.
Lingkungan
fisik yang mempengaruhi kondisi kantor diantaranya adalah kondisi pencahayaan,
udara, suara, warna, dan kontrol gerak yang berupa fisik atau
pengakplikasiannya langsung dapat dirasakan di kantor. Hal tersebut jika tidak
diterapkan secara baik akan mempengaruhi produktivitas kantor, dan menghambat
kinerja suatu organisasi. Banyak perusahaan belum menyadari faktor utama yang
menjadi kenyamanan karyawannya dalam bekerja. Bukan hanya estetika dari segi
penglihatan yang ditonjolkan, namun estetika dari segi kesehatan dan jangka
panjang untuk kesehatan para karyawan perlu di perhatikan melalui lingkungan
fisik kantor yang menjadi faktor penentu kinerja suatu oraganisasi. Di dalam
makalah ini dibahas mengenai faktor-faktor yang menjadi segmen utama dalam
membentuk lingkungan fisik kantor yang baik. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode studi kepustakaan yang diharapkan dapat menghasilkan bacaan yang
memberikan konsep manajemen dan tata ruang yang baik untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Lingkungan Fisik Kantor?
2. Bagaimana
sistem pencahayaan di kantor?
3. Bagaimana
pemilihan warna di kantor?
4. Apa
itu Layout Kantor?
5. Bagaimana
temperatur yang baik di kantor?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
pengertian Lingkungan Fisik Kantor.
2. Mengetahui
sistem pencahayaan di kantor yang baik.
3. Mengetahui
pemilihan warna yang tepat di kantor.
4. Mengetahui
pengertian Layout Kantor.
5. Mengetahui
temperatur yang baik di kantor.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Fisik Kantor
Lingkungan
kantor sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai ketika
melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi Manajer Administrasi
untuk menciptakan lingkungan kerja yang bisa membuat pegawainya bekerja secara
efisien dan efektif, serta meminimalkan kemungkinan pegawai mendapatkan cedera
ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, dengan mempelajari Ergonimics,
yang didefinisikan oleh Odgers (2005) sebagai ilmu terapan yang digunakan
untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan,
efisiensi, dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan
fisik dan psikologis pegawai di kantor. Lingkungan yang tidak sehat dan nyaman
akan menurunkan tingkat produktivitas maupun moral pegawai.
Lingkungan kerja yang baik akan
sangat mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan hal ini dapat dilihat dari
peningkatan penggunaan teknologi dan cara produksi yang lebih modern, sarana,
prasarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan
kesehatan para pekerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.
Lingkungan
perusahaan adalah berbagai hal atau berbagai pihak yang terkait atau
berhubungan langsung dengan kegiatan sehari hari dari suatu organisasi, dan
mempengaruhinya secara langsung terhadap setiap program, kebijakan, hingga
denyut nadinya perusahaan.Lingkungan perusahaan banyak sekali sehingga sulit
disebutkan satu persatu, adapun salah satu yang termasuk dalam lingkungan
perusahaan adalah perundang-undangan beserta peraturan lainnya, sistem
birokrasi, dan sistem nilai masyarakat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi kantor salah satunya adalah lingkungan fisik.
Menurut Handoko (1995:84), lingkungan fisik kerja adalah semua
keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang meliputi temperatur,
kelembapan udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran-getaran
mekanis, warna dan lain-lain yang dalam hal ini bepengaruh terhadap hasil kerja
manusia tersebut.
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan, misalnya pencahayaan, suhu udara, ruang gerak, keamanan,
kebersihan, musik dan lain-lain (Nawawi, 2001).
Syarat-syarat
untuk dapat bekerja dengan perasaan tentram, aman dan nyaman mengandung dua
faktor utama yaitu faktor fisik dan non fisik. Menurut Slamet Saksono
berpendapat bahwa: “Segala sesuatu yang yang menyangkut faktor fisik yang
menjadi kewajiban serta tanggung jawab perusahaan adalah tata ruangan kerja.
Tata ruangan kerja yang baik adalah yang dapat mencegah timbulnya gangguan
keamanan dan keselamatan bagi karyawan.Barang-barang yang diperlukan dalam
ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan
gangguan yang ditimbulkan terhadap karyawan” (Saksono, 1998:105).
Dari
segi kemampuannya seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal
dari diri sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal)
dalam menjalankan suatu pekerjaannya di kantor. Faktor yang mempengaruhi
kinerja seorang karyawan secara eksternal adalah kondisi lingkungan fisik
kantor. Faktor-faktor lingkungan fisik kantor banyak pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja karyawan di suatu organisasi. Suasana lingkungan fisik
kantor yang nyaman dan menyenangkan merupakan keinginan setiap karyawan.
Unsur-unsur
lingkungan kerja fisik menurut Anoraga dan Widiyanti (2001) kondisi lingkungan
kerja fisik meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
·
Pertukaran udara, yaitu agar setiap ruang diberi ventilasi
yang cukup supaya karyawan merasa nyaman saat bekerja.
- Pencahayaan yang cukup, untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian maka diperlukan pencahayaan yang cukup dan tidak menyilaukan.
·
Kebisingan, lingkungan kerja yang ramai dapat mengganggu
konsentrasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Tiffin dan Mc Cormick (Trianasari,
2005) mengemukakan beberapa aspek lingkungan kerja fisik yaitu :
·
Peralatan kerja, perlengkapan yang tersedia merupakan
komponen yang menunjang aktivitas kerja.
- Sirkulasi udara, sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan sangat diperlukan terutama jika didalam ruangan yang penuh dengan pegawai.
- Pencahayaan atau pencahayaan, fasilitas pencahayaan
- Kebisingan atau suara gaduh, bising yang ada dalam lingkungan kerja akan mengganggu konsentrasi.
·
Tata ruang kerja, penataan, pewarnaan dan kebersihan setiap
ruangan akan berpengaruh terhadap karyawan pada saat melakukan pekerjaan.
2.2 Sistem Pencahayaan yang Baik di Kantor
Pencahayaan merupakan hal utama di
ruangan kantor. Karena hal ini mempengaruhi produktivitas seorang karyawan
dalam penglihatannya ketika bekerja. Penglihatan akan terganggu ketika
pencahayaan itu sendiri kurang baik.
Dalam
bangunan kantor, pencahayaan sangat memberikan pengaruh terhadap konsumsi
energi bangunan. Berdasarkan penelitian di Amerika, konsumsi energi untuk
pencahayaan elektrik pada bangunan komersial di tahun 2002 dapat mencapai 35%.
Di Kanada, kantor dan bangunan institusional, konsumsi energinya dapat mencapai
30%. Hal ini dikarenakan cahaya merupakan aset paling penting dalam
produktivitas kantor.
Pencahayaan
di lingkungan fisik kerja akan baik apabila karyawan merasa nyaman dengan
penglihatannya akibat dari pencahayaan yang seimbang. Sehingga mata tidak mudah
lelah akibat pencahayaan yang kurang atau berlebihan
Ciri-ciri
penerangan yang baik menurut Sofyan Assauri (1993:31) adalah sebagai berikut:
1.
Sinar cahaya yang cukup.
- Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.
- Tidak terdapat kontras yang tajam.
- Cahaya yang terang
- Distribusi cahaya yang merata
6.
Warna yang sesuai.
McShane
(1997) dalam Badru Munir (2007) mendeskripsikan bahwa 80% - 85%
informasi yang diterima pegawai di kantor menggunakan indera penglihatan
(mata), seperti membaca surat atau memeriksa tagihan pembayaran. Hal inilah
yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting karena
akan mempengaruhi produktivitas mereka. Apabila tingkat cahaya di tempat kerja
tidak sesuai maka akan mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada mata,
sehingga berdampak terhadap penurunan motivasi pegawai dan kinerja pegawai
menurun. Oleh karena itu, sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan
kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai dengan
tugas, ruangan, serta pegawai itu sendiri.
Badru Munir (2007) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis
pencahayaan yang di gunakan di kantor, antara lain:
1.
Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan
pencahayaan keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang
kantor. Biasanya lampu jenis ini merupakan satu-satunya.
- Task lighting, digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarang digunakan pada kantor-kantor di Indonesia karena alasan kepraktisan. Agar pencahayaan baik maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient lighting, sehingga pekerjaan yang tidak terlalau membutuhkan tinggat pencahayaan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan pekerjaa yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.
- Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong atau koridor sebuah kantor atau area lain yang membutuhkan pencahayaan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
- Natural lighting, cahaya matahari yang berasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya langit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pegawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap. Untuk itu, perusahaan perlu menggunakan sistem pentimpanan cahaya materi (solar energy saving system) cahaya ijinis cahaya ini tetap dapat digunakan. Cahaya ini juga tidak mampu menjangkau ke area kerja, dan pada hari sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol. Pegawai, yang area kerjanya menggunakan cahaya alami, harus berada pada kondisi dimana cahaya datang dari bahu kirinya jika ia menggunakan tangan kanan dan dari bahu kanan jika menggunakan tangan kidal. Seharusnya karyawan tidak menghadap jendela pada posisi kerja normal. Apabila cahaya alami digunakan untuk menerangi area kerja, perlu dipertimbangkan dampak penggunaan temparatur udara terhadap ruangan kerja. Karena cahaya alami menghasilkan panas, pendingin udara harus digunakan-khususnya pada musim panas-untuk mengurangi efek panas tersebut.
Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dapat
digunakan di kantor, yaitu:
- Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari
- Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling sering digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di perkantoran, meskipun fluorescent lebih efisien. Cahaya incandescent kadang kala digunakan untuk membuat panel cahaya tidak monoton dan untuk menarik perhatian pada beberapa area. Cahaya ini paling tidak efektif jika dibandingkan dengan energi yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih murah dibandingkan dengan cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain adalah tidak tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, dan menghasilkan banyak bayangan serta silau.
- Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang lain digunakan pada ruangan perkantoran dengan tingkat terang yang mirip dengan cahaya alami.
Terdapat tiga penilaian yang dapat
digunakan dalam mengatur efektivitas pencahayaan kantor:
- Visiblity, karyawan harus mempu melihat dengan nyaman serta jelas
- Fokus, pencahayaan harus bisa memusatkan perhatiannya dalam pelaksanaan tugas yang dikerjakannya.
- Image, dengan memodifikasi tingkat pencahayaan, yang meliputi pemilihan jenis lampu, jenis warna, serta intensitas cahaya akan memberikan kesan yang berbeda bagi karyawan.
Sistem Pencahayaan
Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat
digunakan oleh organisasi, antara lain:
1. Direct, dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke
area kerja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena
hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama lain,
area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.
2. Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%,
cahaya diarahkan ke bawah dan sisanya diarahkan ke atas lalu dipantulkan
kembali ke bawah. Sistem ini menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan
kelemahan sistem direct.
3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang
kantor, karena cahaya yang disebarkan mengurangi bayangan dan silau yang
ditimbulkan dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya
pertama diarahkan ke aatas dan kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.
4. Semi indirect, sistem ini
akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian dipantulkan ke bawah dan
sisanya juga diarahkan ke area kerja. Meskipun sistem ini
menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama dengan indirect,
bayangan dan silau masih
5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke
arah area kerja, dan sisanya diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilkan
lebih banyak cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect,
bayangan dan silau juga lebih banyak dari sistem
semi indirect.
Perawatan
Lampu/Pencahayaan
Program pembersihan atap dan bagian permanen lain
pada perkantoran secara berkala juga menjadi aspek penting dalam perawatan cahaya. Saat bagian tersebut semakin kotor,
permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif yang tentunya akan mengurangi
keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu ditambah usia pemakaian lampu
yang sudah tua akan mengurangi
cahaya hingga 50%.
2.3 Pemilihan Warna
Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan
perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagaian
besar pegawai sadar akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan
dampak psikologisnya baik positif maupun negativ pada produktivitasnya,
kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan (McShane, 1997). Warna pada
perkantoran tidak hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai
fungsi.
Setelah dianalisis dari berbagai
sumber buku terdapat beberapa faktor yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam pemilihan warna, diantaranya adalah:
1.
Kombinasi warna.
Kombinasi dari
warna primer-kuning merah, biru-menghasilkan warna sekunder. Contohnya,
dengan mencampur warna merah dan kuning akan dihasilkan warna oranye, mencampur
warna kuning dan biru menghasilkan warna hijau. Dua belas warna pada gambar
tersebut memberikan dasar koordinasi warna karena pilihan warna dipilih berdasarkan
posisinya pada bagan warna. Beberapa pilihan koordinasi warna yang digunakan
adalah:
- Warna komplementer warna yang saling
berlawanan pada bagan warna. Contohnya, merah-hijau, kuning- violet dan
biru-oranye.
- Warna split komplementer warna pada sisi dari warna
komplementer contohnya, biru-violet dan biru-violet adalah warna split
komplementer darai oranye.
- Warna triad tiga warna yang berjarak
satu sama lain pada bagian warna. Warna triad adalah oranye, hijau, violet,
atau kuning-oranye, biru-hijau, dan merah-violet.
2. Nilai
Pemantulan Warna
Warna sering
kali mempengaruhi mood. Warna sejuk-biru, hijau dan volet – menghasilkan
mood yang tenang melelahkan. Warna hangat-merah, oranye, dan kuning –
sebaiknya, menghasilkan kehangatan dan keceriaan. Warna-warna natural seperti
putih warna lembut memberikan pengaruh ringan, sedangkan warna ungu gelap dan
violet yang pucat sering kali menghasilkan mood depresi, sementara
abu-abu cenderung memiliki efek rasa kantuk.
3. Efek
Cahaya pada Warna.
Karena
berbagai jenis cahaya buatan mempunyai spektrum yang berbeda, sistem Karena
berbagai jenis cahaya buatan mempunyai spektrum yang berbeda, sistem
pencahayaan yang digunakan pada kantor juga memiliki efek yang signifikan terhadap
pilihan warna. Sumber cahaya hanya akan meningkatkan warna yang sesuai dengan
spektrumnya.
Nilai dan Dampak Warna
Warna
sangat mempengaruhi perasaan seseorang yang dalam hal ini merupakan karyawan.
Seperti halnya bunga, warna memiliki arti masing-masing.
Komposisi
warna yang ideal :
- Warna primer (merah, biru, kuning). Jika dijajarkan tanpa antara akan tampak keras dan tidak harmonis serta tidak bisa dijajarkan dengan yang lain sehingga tidak sedap dipandang.
- Warna sekunder (oranye, hijau, violet). Jika dijajarkan akan menimbulkan kesan yang harmonis, sedap dipandang mata :
- Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang berada dihadapannya akan menimbulkan warna-warna komplementer yang sifatnya kontras dan baik sekali dipandang mata.
- Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang terdapat disampingnya akan merusak salah satu dari warna tersebut dan akan terkesan suram.
Cara atau metode penentuan warna
disesuaikan jenis pekerjaan di kantor:
- Warna cerah: memantulkan cahaya, memperbesar ruang, membuatnya terasa lebih dingin dan dinding-dinding menjauh. Ini mungkin dianggap feminim, tetapi pada waktu yang sama bernuansa bisnis.
- Warna gelap: menyerap cahaya, membuat ruang-ruang nampak lebih kecil dan lebih intim. Ini membuat dinding terasa lebih dekat, serta dianggap maskulin dan sederhana.
- Warna hangat: merah dan kuning dalam seluruh coraknya membawa kehangatan visual pada sebuah ruang. Meskipun demikian, walaupun corak-corak warna yang lebih hangat dapat melengkapi makanan dan kulit, dan mendorong persahabatan/pergaulan, terlalu banyak merah dapat merangsang secara berlebihan.
- Warna sejuk: biru dan hijau dapat membuat pengguna percaya sebuah ruang adalah dingin. Meskipun demikian, hijau dan biru tidak jenuh muda mengendorkan dan menyegarkan, dan nampak baik dalam bahan-bahan alami seperti kayu dan kulit.
- Warna primer: merah, kuning dan biru dalah cerah, sederhana, menarik perhatian pada warna-warna itu sendiri dan dapat efektif dimana digunakan dengan kelulasaan.
- Warna alami: bahan-bahan berwarna alami cenderung bertahan secara baik.
- Warna netral: warna netral hitam, putih, dan corak diantaranya kadang nampak steril, tetapi digabungkan dengan warna-warna lain ini menjadi efektif dan tidak mengenal batas waktu.
Menggunakan
warna secara kreatif membutuhkan keberanian yang disiplin,tetapi ini merupakan
sebuah cara yang murah dan efektif untuk meningkatkan ruang, memberikan gaya,
mengangkat semangat para pekerja dan menunjukkan citra sebuah perusahaan.
Sebagaimana dengan selera warna bersifat sangat pribadi, dan mungkin terkait
dengan masa kanak- kanak atau latar belakang budaya. Hijau dianggap tidak
beruntung oleh sebagian budaya tetapi sebaliknya oleh budaya-budaya lain.
Kuning, hitam, dan putih masing- masing adalah warna belasungkawa di negara-
negara berbeda.
Warna
yang kita lihat adalah cahaya yang terpantulkan dari permukaan, sehingga 2 objek
warna identik tetapi dengan tekstur tidak serupa nampak sangat berbeda. Jadi
warna-warna nampak berubah dalam cahaya-cahaya berbeda (tungsten hangat
atau fluoresen sejuk/dingin; sinar matahari pagi atau sore) dan dalam
situasi-situasi berbeda.
Sebagian
dari skema warna terbaik mempergunakan banyak warna berbeda. Meskipun demikian,
ketika beragam bahan digunakan, sangatlah penting memeriksa lampu yang baik
untuk memastikan pencocokan warna yang baik. Perubahan- perubahan warna karpet
dapat digunakan untuk menunjukkan rute-rute kebakaran, dan bahan- bahan alam
keras-kayu batu tulis dapat digunakan dimanabunyi langkah kaki tidak akan akan
mengganggu akustik/suara.
Pewarnaan,
sebagaimana telah di singgung sedikit diatas, bahwa warna yang dipakai untuk
lingkungan kerja adalah warna yang lembut, yaitu warna yang tidak membuat
pancaran sinar mencolok atau juga warna yang tidak menyerap sinar hingga
merubah kualitas sinar yang ada, lebih dari itu warna tidak menyialaukan atau
tidak membuat konsentrasi berkerja menjadi terganggu. Dengan kata warna yang
dipilih adalah warna yang membuat ketenangan secara psikologis bagi para
karyawan. Secara spesifik pemilihan warna juga disesuaikan dengan penggunaan
ruang kerja atau juga warna dapat mempengaruhi suhu udara, baik karena sinar
matahari langsung atau karena suhu udara akibat pergantian musim. Moekijat
(2002:144) mengatakan, warna mempengaruhi sinar dalam kantor, warna muda akan
mengharuskan menambah penerangan, dan warna gelap akan menguranmgi intensitas
penerangan, sedangkan warna tua menyerap sinar penerangan. Sebagai contoh, pada
ruang yang agak gelap akan menjadi lebih terang bila menggunakan warna muda
untuk langit-langit, dinding, dan lantainya.
2.4 Tata Ruang Kantor
Menurut
Sedarmayanti (2005:2), kantor adalah tempat diselenggarakan proses penanganan
informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan sampai
menyalurkan informasi.Tempat melakukan kegiatan ini tentu saja sebuah bangunan
yang memiliki berbagai peralatan untuk mendukung terselenggaranya pekerjaan
dengan baik.
Agar
pekerjaan dapat dilakukan dengan baik maka ruang kerja itu perlu di tata
sedemikian rupa atau menggunakan tata ruang kantor yang baik. Tata ruang kantor
merupakan faktor penting yang turut menentukan kelancaran kerja karyawan, rasa
kepuasan karyawan dan pelanggan (tamu). Semakin baik tata ruang kantor akan
memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningkatkan produktivitas
kerja. Sehingga sebuah kantor baik itu instansi pemerintah maupun perusahaan
swasta memerlukan penataaan ruang kantor yang baik. Penataan ruang kantor mulai
dari penempatan meja, kursi, alat-alat perkantoran harus mempertimbangkan luas
ruangan dan jumlah para pegawai yang ada di dalam ruangan tersebut.
Menurut
The Liang Gie (2007:186), tata ruang kantor diartikannya menjadi dua pengertian
yaitu: Pertama, menurut Littlefield & Peterson , tata ruang perkantoran
dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas
lantai yang tersedia. Kedua, menurut George Terry, tata ruang perkantoran
adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaan
secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis
dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran
dengan biaya yang layak.
Richard Muthler mengemukakan 6 asas
mengenai pokok tata ruang pabrik yang terbaik. Walau asas asas diperuntukkan
bagi tempat kerja yang tugasnya menghasilkan suatu barang, namun dengan
penyesuaian seperlunya dapatlah beberapa diantaranya dijadikan dasar bagi tata
ruang kantor. Beberapa asas itu diantaranya ialah :
a.
Asas mengenai jarak terpendek, dengan tidak mengabaikan
hal–hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang memungkinkan proses
penyelesaian sesuatu pekerjaan menempuh jarak yang terpendek–pendeknya. Dalam
hal ini garis lurus antara 2 titik adalah jarak yang terpendek. Dalam menyusun
tempat kerja dan menetapkan alat–alat hendaknya asas ini dijalankan sejauh
mungkin.
b.
Asas mengenai rangkaian kerja, dengan tidak mengabaikan
hal–hal khusus, tata ruang yang baik adalah yang menempatkan para pegawai dan
alat–alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urut–urutan penyelesaian
pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan bagian dari asas mengenai jarak
terpendek. Menurut asas ini suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari
permulaan dikerjakan sampai selesai dikerjakan, tidak ada gerakan mundur atau
menyilang. Hal ini berarti bahwa jalan yang ditempuh harus selalu berbentuk
garis lurus. Yang terpenting ialah proses itu selalu mengarah maju ke depan
menuju penyelesaian. Bentuknya dapat berupa garis bersiku atau lingkaran atau
berbentuk huruf L atau U.
c.
Asas mengenai penggunaan segenap ruang, suatu tata ruang
yang baik ialah yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada. Ruang itu
tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang datar). Melainkan juga ruang
yang vertikal ke atas maupun ke bawah. Jadi di mana mungkin tidak ada ruagn
yagn dibiarkan tidak terpakai
d.
Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja, dengan tidak
mengabaikan hal–hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang dapat
diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan
biaya yang sangat besar.
Disamping
asas tata ruang kantor yang perlu diperhatikan, ada pula prinsip-prinsip yang
perlu di pedomani untuk menata ruang kantor. Menurut MC Maryati (2008:148)
prinsip-prinsip tata ruang kantor adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan harus mengalir secara
terus menerus.
- Fungsi yang sama atau berhubungan diletakkan berdekatan.
- Pengaturan perkakas membuat pengawasan lebih mudah.
- Tidak permanen, agar fleksibel jika terjadi perubahan.
- Ada ruang yang cukup untuk bergerak atau berjalan.
- Pekerjaan yang menimbulkan suara gaduh, misalnya bagian produksi dijauhkan dari yang lainnya.
- Ruang pimpinan dipilih yang tenang karena lebih banyak membutuhkan konsentrasi dalam bekerja.
- Pengaturan tata letak membuat jarak tempuh lebih pendek sehingga menghemat tenaga.
2.5 Temperatur
Lingkungan fisik kerja dapat
dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang
memberikan andil adalah suhu udara. Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar
karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan sehinggan
menciptajkan hasil yang optimal.
Selain
suhu udara, sirkulasi udara di tempat kerja perlu diperhatikan juga.Bila
sirkulasi udara baik maka udara kotor yang ada dalam ruangan bisa diganti
dengan udara yang bersih yang berasal dari luar ruangan.
Berbicara
tentang kondisi udara maka ada tiga hal yang menjadi fokus perhatian yaitu
kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara.Ketiga hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap aktivitas para pekerja.Bagaimana seorang staf administrasi
dapat bekerja secara optimal bila keadaan udaranya sangat gerah. Hal tersebut
akhirnya dapat menurunkan semangat kerja karena dipengaruhi oleh turunnya
konsentrasi dan tingkat stress karyawan. Mengenai kelembaban, suhu udara dan
sirkulasi udara dijelaskan oleh Sritomo Wignosubroto (1989:45) sebagai berikut:
1.
Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya
air yang terkandung di dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan di mana temperatur udara
sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari
tubuh secara besar-besaran.
2.
Suhu Udara
Tubuh manusia akan selalu berusaha
untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
luar tubuh tersebut. Produktivitas manusia akan mencapi tingkat yang paling
tinggi pada temperatur sekitar 24-27ºC.
3.
Sirkulasi Udara
Pada beberapa
tempat kerja, terutama yang peralatannya menghasilkan panas, harus
disirkulasikan untuk menghasilkan kenyamanan. Tanpa sirkulasi udara, temperatur
udara sekitar akan meningkat dan keberadaan off-gas, seperti yang dibahas
sebelumnya, akan semakin menetap di tempat yang sama dan mengakibatkan gangguan
pernafasan serta gangguan fisik lainnya pada pegawai. Tingkat pergantian uadara
rata-rata yang cukup adalah 0,67 m per menit per orang atau
setara dengan 102 96 64 cm yang harus disirkulasikan
setiap menitnya untuk tiap karyawan pada area tertentu. Sirkulasi volume udara
yang lebih besar akan diperlukan apabila merokok diperbolehkan pada area kerja.
Sebagian besar AC.
Seperti yang diungkapkan oleh
Sritomo Wignjosoebroto pengaruh temperatur udara terhadap manusia bisa dilihat
di bawah ini:
- Kurang lebih 49ºC: Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas tingkat kemampuan fisik dan mental. Lebih kurang 30ºC aktiviatas mental dan daya tanggap cenderung membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik dan sebagainya.
- Kurang dari 30ºC: Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan menimbulkan kelelahan fisik.
- Kurang lebih 24ºC: Yaitu kondisi optimum (normal) bagi manusia.
- Kurang dari 24ºC: Kelakuan ekstrim mulai muncul.
Daftar Pustaka
Sukoco , B. M. (2007). Manajemen
Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta:
Erlangga.
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor Kontemporer (pp.
142-168). Kabupaten Bandung Barat: Akbar
Limas Perkasa.
Gie, T. L. (2007). Administrasi
Perkantoran Modern – (Edisi Keempat (Dengan Tambahan). Yogyakarta: Liberty.
Harsono. (2005). Administrasi
Perkantoran 1. Sumedang: Alqaprint Jatinangor.
Nuraida, I. (2008). Manajemen
Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius.
Quible, Z. K. (2001). Administrative
Office Management an Introduction – (Seventh Edition). New Jersey: Prentice Hall.
Sayuti, A. J. (2011). Penataan Ruang Kantor Untuk
MemperlancarAktifitas Kerja Karyawan. Ilmiah
Vol IV No.1, 21-28.
Ulfah , F., & Raharjo, S. T. (2013). Analisis
Pengaruh Implementasi Manajemen Kualitas Terhadap Kinerja Organisasi Pada Usaha
Kecil Menengah di Kota Salatiga. Jurnal Studi Manajemen
dan Organisasi, 22-37.
Gambling establishment - Xn®
BalasHapusCasino online gambling 우리카지노 establishment. The gambling establishment 제왕카지노 of the Xn® online dafabet gambling establishment is located in the heart of the U.S. area.
Casino (St. Louis) - Mapyro
BalasHapusSt. Louis is 안양 출장마사지 a city center 포천 출장샵 and it is a hub of entertainment, sports, 부산광역 출장샵 and nightlife. You 화성 출장샵 can escape 광명 출장마사지 from the crowds and live